Baru kesampaian ngepost setelah lihat final UCL antara Atletico Madrid vs Real Madrid. Banyak hal yang bisa diulas setelah pertandingan tersebut di mana Los Galacticos akhirnya keluar sebagai juara dan mewujudkan La Decima yang begitu di impi-impikan.
Saya tidak akan mengomentari masalah CR7 yang berlebihan dalam berselebrasi usai mencetak gol lewat titik putih, atau gol Heading Gareth Bale-si pesepakbola termahal di jagad, atau tragedi extra time yang mencapai 5 menit padahal tidak ada insiden yang menyita banyak waktu.
Ada yang sedikit menarik saya ulas. Ya.... tentang gol Sergio Ramos menit 90+3 yang membuat imajinasi dan ingatan saya terlempar ke Final UCL Camp Nou 1999 antara Manchester United VS Bayern Muenchen.
Unggul cepat melalui Mario Basler di menit ke 6 hingga hampir akhir laga membuat para pemain dan staff Bayern Muenchen di bench bersiap-siap menggelar pesta. Petaka datang ketika secrimite kecil di depan gawang Muenchen mampu dimanfaatkan menjadi gol oleh Teddy Sheringham di menit 90+1.
Seakan sudah berfikir bahwa pertandingan akan menggelar perpanjangan waktu pemain bayern lengah dan membiarkan The Baby Assasin-Ole Gunnar Solskjaer-mencetak gol pembalik keadaan dua menit berselang. MU berpesta, Muenchen merana
ekspresi pemain Bayern Muenchen sesaat setelah ditiup peluit tanda akhir pertandingan
Final memang kejam, setiap detik pertandingan mempu merubah pahlawan menjadi pecundang, disaat kondisi stamina tubuh mulai menurun, konsentrasi sudah tidak fokus, hilang semua mimpi yang sudah ada di pelupuk mata.
Setaun kemudian kejadian tersebut berulang, bukan di UCL tapi di Final Euro 2000 yang mempertemukan Juara Dunia 1998 Perancis dan Finalis Piala Dunia 1994 Italia.
Unggul terlebih dahulu melalui Marco Delvechio Italia harus gigit jari kala Silvain Wiltord menyamakan kedudukan di menit ke 90, dan Perancis memastikan gelar juara setelah Golden Gol David Trezeguet di menit 103.
Paolo Maldini
Francesco Totti
Kejadian memang berbeda antara Atl. Madrid vs Real Madrid di Final UCL 2013-2014, tapi dari kejadian tersebut dapat ditarik satu benang merah, Gol di masa Injury Time sangat krusial bagi mental sebuah tim, Bagi tim yang mencetak gol di masa itu maka kepercayaan diri dan tingkat mentalitas langsung melambung, bagi tim yang kebobolan, mental bisa-bisa langsung down, dan hilang konsentrasi.
Atl. Madrid bisa saja merengkuh trofi UCL pertama mereka anda mereka lebih berkonsentrasi dalam menjaga Sergio Ramos, asa yang tiba-tiba hilang dimana mereka sudah berjarak 140 detik dari trofi juara. Tapi apa mau dikata, Mental Atl. Madrid sudah terlanjur hancur sehingga mudah saja Real Madrid menggelontor tambahan 3 gol di perpanjangan waktu
Injury time menjadi penanda banyak hal dan drama dalam sepak bola,kekuatan mental, fisik, konsentrasi.
Disana banyak terjadi tragedi.....
Disana banyak terjadi tragedi.....